1.
Obat Perangsang (Stimulan)
Obat perangsang atau stimulan adalah obat-obatan yang dapat
menimbulkan rangsang tertentu pada pemakainya. Obat ini bekerja dengan
memberikan rangsangan terhadap otak dan saraf. Obat rangsang dapat berupa
amphetamine atau turunannya. Stimulan yang sering beredar di pasaran adalah
ekstasi dan shabu-shabu.
Pemakaian amphetamine sebagian besar dimanfaatkan untuk menekan nafsu makan berlebih, mengobati penderita hiperaktif, dan penderita narcolepsy, yaitu serangan rasa mengantuk berat yang tiba-tiba dan tidak terkontrol. Akan tetapi, stimulan juga banyak disalahgunakan dalam bentuk konsumsi di luar batas takaran yang dianjurkan.
Pada tahap awal pemakaian, akan timbul perasaan senang berlebihan, rasa percaya diri yang besar, dan semangat yang terlalu tinggi. Pada pemakaian dalam dosis berlebih akan menunjukkan gejala-gejala seperti kejang-kejang, panik, muntah-muntah, diare, bola mata membesar, halusinasi yang menakutkan, tidak dapat mengendalikan emosi, dan koma, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan kematian.
a. Ekstasi
Ekstasi atau methylenedioxy amphetamine (MDMA) merupakan zat kimia turunan amphetamine yang memiliki reaksi yang lebih kuat dibandingkan dengan amphetamine. Ekstasi mempunyai rumus kimia C11H15NO2. Ekstasi juga disebut pil setan, karena pengaruhnya seperti setan yang merusak sistem saraf pusat dan sel-sel otak. Selain itu, pil ini juga dapat menyebabkan ketergantungan.
Ekstasi yang banyak diperdagangkan biasanya berupa kapsul berwarna kuning dan merah muda atau berupa tablet berwarna coklat dan putih. Ekstasi dapat dikategorikan sebagai kelompok obat yang mudah dimodifikasi struktur kimianya untuk memperoleh bahan aktif yang lebih ampuh khasiatnya.
Jika ekstasi diminum maka akan segera timbul gejala-gejala berikut.
1) Perasaan menjadi sangat gembira, tersanjung, bersemangat, dan puas diri serta menjadi lebih terbuka kepada orang lain.
2) Tubuh gemetar, gigi gemeletuk, keluar keringat dingin, dan detak jantung tidak normal.
3) Nafsu makan hilang, pandangan kabur, dan keluar air mata terusmenerus.
4) Badan panas luar biasa (hipertermia), yang apabila diikuti dengan minum terlalu banyak air akan menimbulkan ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh yang disebut dengan hipnotermia. Jika terjadi komplikasi dapat menimbulkan kematian.
b. Shabu-shabu
Salah satu turunan amphetamine yang lain adalah metamphetamine yang memiliki rumus kimia C10H15N. Zat ini juga dikenal sebagai shabu-shabu. Bentuknya yang berupa kristal tidak berwarna dan tak berbau sangat mudah larut dalam air. Shabu-shabu memiliki efek yang sangat keras pada susunan saraf. Efek yang dapat ditimbulkan cenderung lebih cepat dan lebih hebat daripada ekstasi. Secara psikis shabu-shabu dapat menimbulkan efek-efek berikut.
1) Timbulnya perasaan sehat, percaya diri, bersemangat, dan rasa gembira yang berlebihan.
2) Muncul perasaan berkuasa disertai peningkatan konsentrasi semu.
3) Nafsu makan menurun, sulit tidur, dan biasanya muncul halusinasi.
Mirip seperti jika mengonsumsi alkohol, pemakai ekstasi dapat dalam jangka lama dapat mengalami penurunan berat badan terus-menerus, kerusakan organ dalam, stroke, bahkan kematian. Jika orang sudah kecanduan, ia akan terus-menerus gelisah, ketakutan, sensitif, bingung, dan putus asa.
Pemakaian amphetamine sebagian besar dimanfaatkan untuk menekan nafsu makan berlebih, mengobati penderita hiperaktif, dan penderita narcolepsy, yaitu serangan rasa mengantuk berat yang tiba-tiba dan tidak terkontrol. Akan tetapi, stimulan juga banyak disalahgunakan dalam bentuk konsumsi di luar batas takaran yang dianjurkan.
Pada tahap awal pemakaian, akan timbul perasaan senang berlebihan, rasa percaya diri yang besar, dan semangat yang terlalu tinggi. Pada pemakaian dalam dosis berlebih akan menunjukkan gejala-gejala seperti kejang-kejang, panik, muntah-muntah, diare, bola mata membesar, halusinasi yang menakutkan, tidak dapat mengendalikan emosi, dan koma, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan kematian.
a. Ekstasi
Ekstasi atau methylenedioxy amphetamine (MDMA) merupakan zat kimia turunan amphetamine yang memiliki reaksi yang lebih kuat dibandingkan dengan amphetamine. Ekstasi mempunyai rumus kimia C11H15NO2. Ekstasi juga disebut pil setan, karena pengaruhnya seperti setan yang merusak sistem saraf pusat dan sel-sel otak. Selain itu, pil ini juga dapat menyebabkan ketergantungan.
Ekstasi yang banyak diperdagangkan biasanya berupa kapsul berwarna kuning dan merah muda atau berupa tablet berwarna coklat dan putih. Ekstasi dapat dikategorikan sebagai kelompok obat yang mudah dimodifikasi struktur kimianya untuk memperoleh bahan aktif yang lebih ampuh khasiatnya.
Jika ekstasi diminum maka akan segera timbul gejala-gejala berikut.
1) Perasaan menjadi sangat gembira, tersanjung, bersemangat, dan puas diri serta menjadi lebih terbuka kepada orang lain.
2) Tubuh gemetar, gigi gemeletuk, keluar keringat dingin, dan detak jantung tidak normal.
3) Nafsu makan hilang, pandangan kabur, dan keluar air mata terusmenerus.
4) Badan panas luar biasa (hipertermia), yang apabila diikuti dengan minum terlalu banyak air akan menimbulkan ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh yang disebut dengan hipnotermia. Jika terjadi komplikasi dapat menimbulkan kematian.
b. Shabu-shabu
Salah satu turunan amphetamine yang lain adalah metamphetamine yang memiliki rumus kimia C10H15N. Zat ini juga dikenal sebagai shabu-shabu. Bentuknya yang berupa kristal tidak berwarna dan tak berbau sangat mudah larut dalam air. Shabu-shabu memiliki efek yang sangat keras pada susunan saraf. Efek yang dapat ditimbulkan cenderung lebih cepat dan lebih hebat daripada ekstasi. Secara psikis shabu-shabu dapat menimbulkan efek-efek berikut.
1) Timbulnya perasaan sehat, percaya diri, bersemangat, dan rasa gembira yang berlebihan.
2) Muncul perasaan berkuasa disertai peningkatan konsentrasi semu.
3) Nafsu makan menurun, sulit tidur, dan biasanya muncul halusinasi.
Mirip seperti jika mengonsumsi alkohol, pemakai ekstasi dapat dalam jangka lama dapat mengalami penurunan berat badan terus-menerus, kerusakan organ dalam, stroke, bahkan kematian. Jika orang sudah kecanduan, ia akan terus-menerus gelisah, ketakutan, sensitif, bingung, dan putus asa.
2.
Obat Penekan Saraf Pusat (Depresan)
Obat jenis depresan adalah obat yang
bereaksi memperlambat kerja sistem saraf pusat. Obat jenis ini biasanya berupa
obat tidur dan obat penenang. Obat ini biasanya diminum untuk mengurangi rasa
cemas atau untuk membuat pikiran menjadi lebih santai. Obat ini juga dipakai
untuk mengatasi insomnia (penyakit kesulitan tidur). Contoh obat penekan saraf
pusat antara lain diazepam (valium), nitrazepam (mogadon), luminal, dan pil KB.
Di Indonesia para pengedar menamakan obat-obatan ini sebagai pil koplo.
Penyalahgunaan obat penekan saraf dapat menimbulkan berbagai macam efek, antara
lain perasaan menjadi labil, bicara tak karuan dan tidak jelas, mudah
tersinggung, serta daya ingat dan koordinasi motorik terganggu sehingga
jalannya menjadi limbung.
3.
Halusinogen (Obat Halusinasi)
Obat jenis
halusinogen adalah obat yang jika dikonsumsi dapat menyebabkan timbulnya
halusinasi. Halusinogen paling terkenal adalah lysergic acid diethylamide
(LSD). Selain itu, ada juga halusinogen yang tak kalah hebatnya dalam
menciptakan halusinasi bagi pemakainya, yaitu psilocybin, yang dihasilkan dari
spesies jamur tertentu, dan mescaline, yang dihasilkan dari sejenis kaktus yang
bernama peyote.
Efek yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan obat halusinasi ini adalah sebagai berikut.
a. Keringat berlebihan, denyut jantung menjadi cepat dan tak teratur, timbul perasaan cemas.
b. Pupil mata melebar dan pandangan mata kabur.
c. Terjadi gangguan koordinasi motorik dan terjadi halusinasi.
Efek yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan obat halusinasi ini adalah sebagai berikut.
a. Keringat berlebihan, denyut jantung menjadi cepat dan tak teratur, timbul perasaan cemas.
b. Pupil mata melebar dan pandangan mata kabur.
c. Terjadi gangguan koordinasi motorik dan terjadi halusinasi.
Macam-Macam
Zat Adiktif Paling Berbahaya & Dampaknya
1. Heroin (Putau)
Heroin atau Putau adalah adalah sejenis opioid alkaloid.. Heroin berasal dari bunga Papaver somniferum (Lihat Gambar Disamping), sejenis bunga di iklim panas dan kering. Bunga tersebut menghasilkan zat lengket yang menjadi cikal bakal dari heroin, opium, morfin dan kodein. Heroin adalah zat depresan. Obat-obatan depresan tidak langsung membuat Anda merasa tertekan. Zat-zat tersebut memperlambat pesan dari otak ke tubuh dan sebaliknya. Beberapa nama lain dari zat tersebut adalah bedak, putih.
Rumus Molekul Heroin Adalah C 21 H 23 N O 5 C 21 H 23 N O 5
Heroin atau Putau adalah adalah sejenis opioid alkaloid.. Heroin berasal dari bunga Papaver somniferum (Lihat Gambar Disamping), sejenis bunga di iklim panas dan kering. Bunga tersebut menghasilkan zat lengket yang menjadi cikal bakal dari heroin, opium, morfin dan kodein. Heroin adalah zat depresan. Obat-obatan depresan tidak langsung membuat Anda merasa tertekan. Zat-zat tersebut memperlambat pesan dari otak ke tubuh dan sebaliknya. Beberapa nama lain dari zat tersebut adalah bedak, putih.
Rumus Molekul Heroin Adalah C 21 H 23 N O 5 C 21 H 23 N O 5
- Menghilangkan rasa sakit (analgesik)
- Kesulitan bernafas.
- Sembelit.
- Merasa nyaman (euforia).
- Mual dan muntah-muntah.
- Dalam dosis yang tinggi, akan memperlambat sistem saraf
pusat hingga menyebabkan koma dan kematian.
Apa saja dampak jangka panjang dari
heroin?
- Pembuluh darah pecah.
- Tetanus.
- Masalah jantung, dada dan cabang tenggorokan.
- Menstruasi yang tidak teratur dan ketidaksuburan (pada
wanita).
- Impotensi (pada pria).
- Sembelit kronis.
- Tindak kekerasan dan kriminal.
Heroin adalah zat yang
mempunyai daya ketergantungan tinggi dan pemakai biasa hampir dipastikan
menjadi ketergantungan. Toleransi pada heroin berarti seseorang perlu dosis
narkoba yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama ketika mereka
menggunakan zat tersebut dalam skala kecil.
2. Kokain
Kokain (benzoylmethylecgonine) adalah kristalin tropane alkaloid yang diperoleh dari daun
koka nama latinya adalah Erythroxylum coca (lihat gambar disamping). Daun koka atau Erythroxylon coca adalah jenis pokok
Erythroloxylon yang terdapat di Peru,Bolivia dan Colombia di Pergunungan
Andes,Amerika Serikat. Bahan ini kebanyakannya digunakan di Amerika Serikat.
Rumus Molekul Untuk Kokain Adalah :C 17 H 21 N O 4 C 17 H 21 N O 4
Rumus Molekul Untuk Kokain Adalah :C 17 H 21 N O 4 C 17 H 21 N O 4
Efek Samping :
- Darah tinggi
- Bola mata menjadi kecil
- Hilang nafsu makan / kurus
- Detak jantung jadi cepat
- Terbius sesaat
- Bercakap berlebih-lebihan. Dengan dosis yang tinggi
menyebabkan percakapan tidak difahami oleh orang lain kerana tidak
munasabah. Rasa puas hati yang diperoleh dengan dosis rendah bertukar
kepada rasa bimbang dan rasa gelisah dengan dosis tinggi
- Rasa cergas yang diperoleh dengan dos rendah
menimbulkan kekeliruan dengan dos tinggi
- Tidak dapat tidur
- Tidak menghiraukan kesihatan dan kebersihan diri
- Halusinasi dan paranoia
- Desakan untuk melakukan kerja yang berulang-ulang
- Pergantungan fizikal dan psikologi serta meningkatkan
daya tahan
- Psikosis kokain seperti psikosis amfetamin
3. Barbiturates
Barbiturat disebut juga asam barbiturat
Barbiturat digunakan secara medis untuk menenangkan orang dan sebagai obat tidur. Barbiturat merupakan obat yang dibeli dengan resep.
Barbiturat mempengaruhi sistim syaraf pusat, menyebabkan perasaan lembab, dan tergantung pada dosisnya, efeknya dapat bertahan antara tiga hingga enam jam. Barbiturat dapat menyebabkan orang jadi sembrono, merasa bahagia dan kebingungan mental -- ketidakbahagiaan juga dapat diakibatkan oleh barbiturat.
Dosis yang tinggi dapat menyebabkan pingsan, masalah pernapasan dan kematian. Kematian akibat overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata, karena dosis yang berbahaya takarannya sangat dekat dengan dosis normal yang aman. Kemungkinan overdosis lebih meningkat lagi bila barbiturat dikonsumsi bersamaan dengan alkohol. Risiko penggunaan barbiturat juga meningkat bila obat tersebut disuntikkan.
Tubuh dapat dengan cepat menjadi toleran terhadap barbiturate, yang mengakibatkan ketergantungan fisik dan mental. Sakaw dapat menunjukkan gejala mudah marah, tidak bisa tidur, sakit-sakitan, tidak bisa diam, kejang-kejang, dan halusinasi.
Pengguna berat barbiturat lebih rentan terhadap masalah dada dan hipotermia.
4. Alkohol
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Alkohol juga bisa sebagai pengawet hewan.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Barbiturat disebut juga asam barbiturat
Barbiturat digunakan secara medis untuk menenangkan orang dan sebagai obat tidur. Barbiturat merupakan obat yang dibeli dengan resep.
Barbiturat mempengaruhi sistim syaraf pusat, menyebabkan perasaan lembab, dan tergantung pada dosisnya, efeknya dapat bertahan antara tiga hingga enam jam. Barbiturat dapat menyebabkan orang jadi sembrono, merasa bahagia dan kebingungan mental -- ketidakbahagiaan juga dapat diakibatkan oleh barbiturat.
Dosis yang tinggi dapat menyebabkan pingsan, masalah pernapasan dan kematian. Kematian akibat overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata, karena dosis yang berbahaya takarannya sangat dekat dengan dosis normal yang aman. Kemungkinan overdosis lebih meningkat lagi bila barbiturat dikonsumsi bersamaan dengan alkohol. Risiko penggunaan barbiturat juga meningkat bila obat tersebut disuntikkan.
Tubuh dapat dengan cepat menjadi toleran terhadap barbiturate, yang mengakibatkan ketergantungan fisik dan mental. Sakaw dapat menunjukkan gejala mudah marah, tidak bisa tidur, sakit-sakitan, tidak bisa diam, kejang-kejang, dan halusinasi.
Pengguna berat barbiturat lebih rentan terhadap masalah dada dan hipotermia.
4. Alkohol
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Alkohol juga bisa sebagai pengawet hewan.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Alkohol adalah zat pengalih suasana
hati. Zat tersebut ,merupakan sebuah depresan yang mengurangi aktivitas otak
dan sistem saraf. Minuman beralkohol mengandung zat etanol dan mempunyai warna
dan rasa yang berbeda-beda, tergantung bahan-bahan yang dipakai dalam
pembuatannya. Alkohol tersaji dalam banyak variasi termasuk bir, anggur,
brandy, arak, whisky, dan lain-lain. Dampak dari alkohol pada
penggunanya beragam pada setiap orang, dan tergantung pada:
- Seberapa banyak dan seberapa cepat alkohol yang
dikonsumsi.
- Berat dan ukuran tubuh.
- Kondisi kesehatan – khususnya seberapa baik kerja hati
pada tubuh.
- Ketika alkohol dikonsumsi – pada perut yang kenyang
atau kosong.
- Usia dan jenis kelamin – Anak muda dan wanita biasanya
lebih banyak terpengaruh oleh alkohol.
- Apakah alkohol dikonsumsi bersama dengan obat-obatan
lain atau tidak.
5. Ganja
Ganja (Cannabis sativa) adalah obat depresan terbuat dari daun tanaman cannabis. THC (Delta 9 tetrahidrokanibinol) adalah salah satu dari 400 zat kimia yang ditemukan di dalam ganja dan yang menyebabkan efek perubahan suasana hati. Sebagai obat depresan, ganja memengaruhi sistem saraf dengan memperlambat aktivitas otak.
Ganja hadir dalam berbagai bentuk. Ganja adalah tembakau hijau-seperti campuran daun. Hasis dan minyak hasis adalah bentuk yang lebih kuat dampaknya dari ganja. Hasis adalah hasil lelehan dari tanaman yang dijual dalam bentuk minyak atau blok kecil hasil pemadatan. Ganja mempunyai beberapa nama populer seperti dele, daun, cimeng, Pot, Weed, dan lain-lain.
Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.
Apa saja dampak langsung dari ganja?
Ganja (Cannabis sativa) adalah obat depresan terbuat dari daun tanaman cannabis. THC (Delta 9 tetrahidrokanibinol) adalah salah satu dari 400 zat kimia yang ditemukan di dalam ganja dan yang menyebabkan efek perubahan suasana hati. Sebagai obat depresan, ganja memengaruhi sistem saraf dengan memperlambat aktivitas otak.
Ganja hadir dalam berbagai bentuk. Ganja adalah tembakau hijau-seperti campuran daun. Hasis dan minyak hasis adalah bentuk yang lebih kuat dampaknya dari ganja. Hasis adalah hasil lelehan dari tanaman yang dijual dalam bentuk minyak atau blok kecil hasil pemadatan. Ganja mempunyai beberapa nama populer seperti dele, daun, cimeng, Pot, Weed, dan lain-lain.
Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.
Apa saja dampak langsung dari ganja?
Ganja memengaruhi penggunanya dengan
cara yang berbeda. Beberapa orang mengalami reaksi lebih kuat dari yang lain.
Reaksi paling umum yang ditimbulkan oleh ganja adalah kejang-kejang dan mabuk.
Ada beberapa efek lain seperti:
- Paranoia.
- Muntah-muntah.
- Kehilangan koordinasi.
- Kebingungan.
- Meningkatkan nafsu makan.
- Mata merah.
- Halusinasi.
6. Ekstasi
(Metilendioksimetamfetamin)
MDMA atau ekstasi, begitu orang
mengenalnya, struktur kimia dan efeknya sejenis dengan amfetamin dan bersifat
halusinogen. Ekstasi biasanya hadir dalam dalam bentuk tablet berbagai warna
dengan desain yang berbeda. Ekstasi juga dapat berupa bubuk atau kapsul.
Seperti narkoba lainnya, tidak ada pengawasan terhadap kekuatan dan kebersihan
dari zat tersebut. Tidak ada jaminan bahwa sebuah pil ekstasi mengandung MDMA
secara keseluruhan, karena zat-zat tersebut sering dicampur dengan zat-zat
berbahaya lainnya.
Nama lain: Inex, XTC, Dolphin,
Black Heart, Gober, Circle K, dan lain-lain.
Apa saja dampak langsung dari
ekstasi?
- Perasaan senang berlebihan.
- Perasaan nyaman.
- Mual-mual.
- Berkeringat dan dehidrasi.
- Meningkatkan kedekatan dengan orang lain.
- Percaya diri dan kurang mampu mengendalikan diri.
- Suka menggertakkan dan menggesek gigi.
- Paranoia, kebingungan.
- Meningkatnya denyut jantung, suhu tubuh dan tekanan
darah.
- Pusing, pingsan atau suka bercanda yang tidak lucu.
Apa saja dampak jangka panjang dari ekstasi?
Hanya sedikit yang mengetahui tentang dampak jangka panjang dari ekstasi, tetapi resiko kerusakan psikologi dan mental sangat tinggi.
Hal-hal di bawah ini adalah hal yang kami ketahui:
- Ekstasi merusak otak dan mengganggu daya ingat.
- Ektasi membahayakan otak yang berfungsi untuk
pembelajaran dan berpikir cepat.
- Ada bukti-bukti bahwa ekstasi dapat menyebabkan
kerusakan jantung dan hati.
- Pengguna rutin telah melaporkan bahwa diri mereka
mengalami depresi ekstrim dan beberapa kasus gangguan mental.
7. Tembakau
Tembakau berasal dari tumbuhan yang
bernama nicotiana tabacum. Walaupun orang-orang percaya bahwa rokok
meregangkan saraf-saraf, namun secara ilmiah terbukti bahwa merokok melepaskan
zat epinefrin, yaitu hormon yang menghasilkan stres psikis pada perokok,
daripada peregangan. Ketika rokok dihisap, nikotin diserap oleh paru-paru dan
secara cepat berpindah ke aliran darah, di mana zat tersebut disirkulasikan ke
otak.
Nikotin bekerja secara langsung pada
jantung untuk mengubah denyut jantung dan tekanan darah, sehingga menyebabkan
tekanan darah tinggi, serangan jantung, penyakit pembuluh darah lainnya, dan
pembengkakan pembuluh darah. Zat tersebut juga bekerja pada saraf yang
mengendalikan pernafasan untuk mengubah pola pernafasan. Dalam konsentrasi
tinggi, nikotin sangat mematikan; kenyataannya setetes pemurnian nikotin di
lidah akan membunuh orang tersebut. Zat itu begitu mematikan sehingga zat
tersebut telah digunakan sebagai pestisida selama berabad-abad.
Kecanduan rokok adalah sepertiga
penyebab dari semua penyakit kanker, dan kanker yang paling banyak disebabkan
oleh rokok adalah kanker paru-paru. Tingkat keseluruhan kematian yang disebabkan
oleh kanker diderita oleh perokok, dua kali lebih banyak daripada non-perokok.
Seperlima dari kematian yang disebabkan oleh serangan jantung, diakibatkan
karena merokok. Perokok pasif atau perokok sekunder juga meningkatkan resiko
banyak penyakit sejenis.
Rokok juga dapat berperan sebagai
pintu masuk utama dari bentuk lain kecanduan narkoba. Sepertiga dari populasi
kaum muda yang “bereksperimen”, akhirnya menjadi kecanduan rokok ketika mereka
berusia 20 tahun. Perokok remaja memiliki kecenderungan 100 kali untuk
menghisap ganja dan menggunakan obat-obatan terlarang lainnya, seperti kokain
dan heroin di masa depan.
Merokok sangat berbahaya terutama
bagi para remaja karena tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan dan
perubahan, serta zat tersebut dapat berpengaruh negatif pada proses ini.
tembakau adalah zat berbahaya. Zat
ini membuat kecanduan, merusak kesehatan dan menyebabkan pengurangan tenaga dan
penyakit yang mengubah kehidupan yang mematikan. Tembakau dikemas dan dijual
seperti rokok.
Buprenorfin (nama merek: Subutex) adalah opiat (narkotik)
sintetis yang kuat seperti heroin (putaw), tetapi tidak menimbulkan efek
sedatif yang kuat. Seperti metadon (lihat Lembaran Informasi 670), buprenorfin
biasanya dipakai dalam program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti
heroin yang dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.
Buprenorfin bukan penyembuh untuk ketergantungan opiat: selama memakai buprenorfin, penggunanya tetap tergantung pada opiat secara fisik. Tetapi buprenorfin menawarkan kesempatan pada penggunanya untuk mengubah hidupnya menjadi lebih stabil dan mengurangi risiko terkait dengan penggunaan narkoba suntikan, dan juga mengurangi kejahatan yang sering terkait dengan kecanduan. Dan karena diminum, penggunaan metadon mengurangi penggunaan jarum suntik bergantian.
Program buprenorfin sering mempunyai dua tujuan pilihan. Tujuan pertama adalah untuk membantu pengguna berhenti memakai heroin (detoksifikasi), diganti dengan takaran buprenorfin yang dikurangi tahap-demi-tahap selama jangka waktu tertentu. Tujuan kedua adalah untuk menyediakan terapi rumatan, yang memberikan buprenorfin pada pengguna secara terus-menerus dengan dosis yang disesuaikan agar pengguna tidak mengalami gejala putus zat (sakaw).
Ada risiko pengguna narkoba suntikan (penasun) akan menyalahgunakan buprenorfin dengan mengurus tablet, melarutkannya dengan air, lalu memakai larutan dengan cara suntikan. Hal ini menimbulkan dua masalah: pertama, buprenorfin tidak larut dalam air, sehingga cairan mengandung gumpalan obat, yang dapat memampatkan pembuluh darah, dengan risiko terjadi emboli (penyumbatan), yang dapat mematikan. Kedua, perilaku suntikan terus berisiko menyebarkan infeksi.
Oleh karena itu, versi buprenorfin yang tersedia di Indonesia dikombinasikan dengan nalokson, obat yang dipakai untuk mengobati overdosis opiat. Versi ini dikenal sebagai Suboxone. Nalokson hanya bekerja bila disuntikkan pada pembuluh darah, jadi bila dipakai melalui mulut, tidak ada dampak. Tetapi bila Suboxone disuntik, nalokson langsung melawan dengan buprenorfin, sehingga tidak ada efek sama sekali dari buprenorfin. Oleh karena itu, pengguna dihindari memakainya dengan cara suntikan.
Bagaimana Buprenorfin Dipakai?
Buprenorfin biasanya diberikan pada klien program dalam bentuk pil yang tidak ditelan, tetapi ditaruh di bawah lidah sampai larut. Proses ini membutuhkan 2-10 menit. Buprenorfin tidak bekerja bila dikunyah atau ditelan. Jangan menyuntik tablet buprenorfin yang dibuat puyer dan dilarutkan dengan air. Buprenorfin seharusnya dipakai di bawah pengawasan di klinik setiap hari. Setiap klien membutuhkan takaran yang berbeda, karena adanya perbedaan metabolisme, berat badan dan toleransi terhadap opiat.
Beberapa waktu dibutuhkan untuk menentukan takaran buprenorfin yang tepat untuk setiap klien. Awalnya, klien harus diamati setiap hari dan reaksi terhadap dosisnya dinilai. Jika klien menunjukkan tanda atau gejala putus zat, takaran harus ditingkatkan. Umumnya program mulai dengan takaran 2-4mg buprenorfin dan kemudian ditingkatkan 2-4mg per hari. Biasanya klien bertahan dalam terapi dan mampu menghentikan penggunaan heroin dengan takaran buprenorfin 12-24mg/hari, dengan maksimum 32mg/hari.
Buprenorfin dapat menyebabkan gejala putus zat bila dipakai segera setelah opiat (heroin, morfin atau metadon).
Buprenorfin mempunyai yang disebut sebagai ‘efek plafon’. Setelah takaran buprenorfin tertentu dipakai, takaran yang lebih tidak menimbulkan efek yang lebih tinggi. Oleh karena ini, overdosis buprenorfin jarang terjadi, jadi dianggap lebih aman daripada metadon.
Karena buprenorfin bertahan lebih lama dalam darah dibandingkan metadon, untuk klien tertentu dosis buprenorfin dapat diberikan setiap tiga hari.
Buprenorfin sebaiknya tidak dipakai oleh perempuan hamil atau mungkin menjadi hamil. Buprenorfin juga dapat mengarah pada air susu ibu (ASI), dan memberi dampak buruk pada bayi yang disusui. Oleh karena itu, ibu yang menyusui sebaiknya tidak memakai buprenorfin.
Buprenorfin bukan penyembuh untuk ketergantungan opiat: selama memakai buprenorfin, penggunanya tetap tergantung pada opiat secara fisik. Tetapi buprenorfin menawarkan kesempatan pada penggunanya untuk mengubah hidupnya menjadi lebih stabil dan mengurangi risiko terkait dengan penggunaan narkoba suntikan, dan juga mengurangi kejahatan yang sering terkait dengan kecanduan. Dan karena diminum, penggunaan metadon mengurangi penggunaan jarum suntik bergantian.
Program buprenorfin sering mempunyai dua tujuan pilihan. Tujuan pertama adalah untuk membantu pengguna berhenti memakai heroin (detoksifikasi), diganti dengan takaran buprenorfin yang dikurangi tahap-demi-tahap selama jangka waktu tertentu. Tujuan kedua adalah untuk menyediakan terapi rumatan, yang memberikan buprenorfin pada pengguna secara terus-menerus dengan dosis yang disesuaikan agar pengguna tidak mengalami gejala putus zat (sakaw).
Ada risiko pengguna narkoba suntikan (penasun) akan menyalahgunakan buprenorfin dengan mengurus tablet, melarutkannya dengan air, lalu memakai larutan dengan cara suntikan. Hal ini menimbulkan dua masalah: pertama, buprenorfin tidak larut dalam air, sehingga cairan mengandung gumpalan obat, yang dapat memampatkan pembuluh darah, dengan risiko terjadi emboli (penyumbatan), yang dapat mematikan. Kedua, perilaku suntikan terus berisiko menyebarkan infeksi.
Oleh karena itu, versi buprenorfin yang tersedia di Indonesia dikombinasikan dengan nalokson, obat yang dipakai untuk mengobati overdosis opiat. Versi ini dikenal sebagai Suboxone. Nalokson hanya bekerja bila disuntikkan pada pembuluh darah, jadi bila dipakai melalui mulut, tidak ada dampak. Tetapi bila Suboxone disuntik, nalokson langsung melawan dengan buprenorfin, sehingga tidak ada efek sama sekali dari buprenorfin. Oleh karena itu, pengguna dihindari memakainya dengan cara suntikan.
Bagaimana Buprenorfin Dipakai?
Buprenorfin biasanya diberikan pada klien program dalam bentuk pil yang tidak ditelan, tetapi ditaruh di bawah lidah sampai larut. Proses ini membutuhkan 2-10 menit. Buprenorfin tidak bekerja bila dikunyah atau ditelan. Jangan menyuntik tablet buprenorfin yang dibuat puyer dan dilarutkan dengan air. Buprenorfin seharusnya dipakai di bawah pengawasan di klinik setiap hari. Setiap klien membutuhkan takaran yang berbeda, karena adanya perbedaan metabolisme, berat badan dan toleransi terhadap opiat.
Beberapa waktu dibutuhkan untuk menentukan takaran buprenorfin yang tepat untuk setiap klien. Awalnya, klien harus diamati setiap hari dan reaksi terhadap dosisnya dinilai. Jika klien menunjukkan tanda atau gejala putus zat, takaran harus ditingkatkan. Umumnya program mulai dengan takaran 2-4mg buprenorfin dan kemudian ditingkatkan 2-4mg per hari. Biasanya klien bertahan dalam terapi dan mampu menghentikan penggunaan heroin dengan takaran buprenorfin 12-24mg/hari, dengan maksimum 32mg/hari.
Buprenorfin dapat menyebabkan gejala putus zat bila dipakai segera setelah opiat (heroin, morfin atau metadon).
Buprenorfin mempunyai yang disebut sebagai ‘efek plafon’. Setelah takaran buprenorfin tertentu dipakai, takaran yang lebih tidak menimbulkan efek yang lebih tinggi. Oleh karena ini, overdosis buprenorfin jarang terjadi, jadi dianggap lebih aman daripada metadon.
Karena buprenorfin bertahan lebih lama dalam darah dibandingkan metadon, untuk klien tertentu dosis buprenorfin dapat diberikan setiap tiga hari.
Buprenorfin sebaiknya tidak dipakai oleh perempuan hamil atau mungkin menjadi hamil. Buprenorfin juga dapat mengarah pada air susu ibu (ASI), dan memberi dampak buruk pada bayi yang disusui. Oleh karena itu, ibu yang menyusui sebaiknya tidak memakai buprenorfin.
9. Methadone/Opiat
Metadon adalah salah satu dari sejumlah opiat sintetik (juga disebut opioid) yang dibuat untuk penggunaan medis dan memiliki efek mirip heroin. Methadone and Subutex (Buprenorphine) are used as opiate substitutes for heroin in the treatment of heroin addiction. Metadon dan Subutex (buprenorfin) digunakan sebagai pengganti candu heroin dalam pengobatan ketergantungan heroin.
Opiat adalah obat penenang yang menekan sistem saraf. Mereka memperlambat fungsi tubuh dan mengurangi rasa sakit fisik dan psikologis. Efek ini biasanya untuk memberikan rasa kehangatan, relaksasi dan detasemen. Methadone dapat membantu meringankan perasaan cemas. Lihat juga efek heroin.
Risiko
Metadon adalah salah satu dari sejumlah opiat sintetik (juga disebut opioid) yang dibuat untuk penggunaan medis dan memiliki efek mirip heroin. Methadone and Subutex (Buprenorphine) are used as opiate substitutes for heroin in the treatment of heroin addiction. Metadon dan Subutex (buprenorfin) digunakan sebagai pengganti candu heroin dalam pengobatan ketergantungan heroin.
Opiat adalah obat penenang yang menekan sistem saraf. Mereka memperlambat fungsi tubuh dan mengurangi rasa sakit fisik dan psikologis. Efek ini biasanya untuk memberikan rasa kehangatan, relaksasi dan detasemen. Methadone dapat membantu meringankan perasaan cemas. Lihat juga efek heroin.
Risiko
- Beberapa orang yang sakit pertama kalinya mereka
mengambilnya dan mereka dapat menjadi sembelit.
- Dengan dosis tinggi, pengguna merasa sangat mengantuk
tetapi tidak dapat tidur.
- Dosis Terlalu banyak dan pengguna dapat jatuh ke dalam
keadaan koma atau berhenti bernapas sama sekali.
- Opiat yang mungkin meningkatkan risiko keguguran
- Opiat yang mungkin meningkatkan risiko bayi lahir
dengan tubuh kecil
- Penghentikan penggunaan opiat Secara tiba-tiba dapat
menyebabkan bayi prematur dan keguguran.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar